Nama : Dana Kristiawan
NPM : 11111703
Kelas : 2KA29
Uraian : Tugas 6 Teori Organisasi Umum 2
Kepemimpinan
(bagian 2
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Faktor yang utama adalah kemampuan orasi, berbicara,
berkomunikasi. Kemampuan pemimpin mengomunikasikan visinya,
cita-citanya, impiannya, rencananya yang dengan bantuan atau pengaruh
orang lain visi, impian, keinginan itu menjadi keinginan bersama dan
tujuan bersama. Pengikut yang setia dan loyal dihasilkan dari derajat
kekuatan mempengaruhi (affection) dari pemimpin.
Umumnya loyalitas terikat kuat karena keterikatan keluarga,
senasib sepenanggungan (seperti merasa tertindas dan terjajah,
terpinggirkan, termarginalisasi), sejenis atau satu ras (isu yang
digunakan Hitler untuk menggayang salah satu etnis di Jerman 1930-an),
isu-isu yang melekat kuat dalam akar budaya masyarakat dapat menjadi
pengikat terhadap pengaruh kepada para calon pengikut.
Faktor lain adalah kehebatan mistis atau kehebatan supranatural yang tidak dapat dijelaskan secara logis tapi nyata mampu “menyihir” orang lain seperti kerbau dicucuk hidungnya. Kekuatan supranatural ini biasanya diperoleh selama masa menempa diri atau bergelut dengan latihan-latihan
kekuatan diri agar tanggon dan trengginas. Kita tidak pernah melihat
seorang pemimpin hebat lahir dari orang yang lemah fisik atau lemah
badannya. Pastilah pemimpin hebat lahir karena kekuatan fisiknya
walaupun pendek seperti Napoleon.
Faktor ketiga adalah visioner, intelejensia. Visioner berarti
pemimpin memiliki pandangan jauh ke depan melebihi para pengikutnya
atau orang lain yang dipengaruhinya. Pemimpin memiliki kemampuan
berpikir melebihi para anggota yang dipengaruhinya sehingga Pemimpin
menjadi memiliki “kekuatan lebih” untuk terus memberi energi,
pesan-pesan, kesan yang mendalam sehingga keterikatan atau affection terhadap pengikut tetap melekat.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat dua
orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada
tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang
pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap
bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.
Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa
teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan
dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi
terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam
organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan
lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan
para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga
organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki
pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang
efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya
kepemimpinan team merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai.
Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi dari dua kepentingan yaitu
pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi
bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh
kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam
kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota
organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan
kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat
dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar