Nama : Dana
Kristiawan
NPM : 11111703
Kelas : 1KA27
Uraian : Tugas
1 Ilmu Sosial Dasar
PERILAKU
MANUSIA
Pengertian
Perilaku
Perilaku
manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi
oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.
Mengutip
pendapat Krech dan Crutchfield
(1954) yang mengatakan: As we have
already indicated, attitudes lie behind many of the significant and dramatic
instances of man behavior. It is for reason that many psychologists regard the
study of attitudes as the central problems of social psychology. Bimo Walgito (2003) berpendapat bahwa
sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku
atau perbuatan orang yang bersangkutan. Sementara sikap pada umumnya mengandung
tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu: komponen kognitif, komponen
afektif, dan komponen konatif.
Selanjutnya
menurut Myers (1983), perilaku
adalah sikap yang diekspresikan (expressed
attitudes). Perilaku dengan sikap saling berinteraksi, saling mempengaruhi
satu dengan yang lain.
Sementara
Kurt Lewin (1951, dalam Brigham,
1991) merumuskan satu model hubungan perilaku yang mengatakan bahwa perilaku
(B) adalah fungsi karakteristik individu (P) dan lingkungan (E), dengan rumus:
B = f(P,E). Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif,
nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama
lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam
menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan
perilaku, bahkan kadangkadang kekuatannya lebih besar daripada karakteristik
individu.[http://www.balitbangjatim.com/jurnal_mainIsi_detail.asp?id_jurnal=12&id_isi=17&hal=3]
Dalam
sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang
lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat
mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang
merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial
adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan
terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur
oleh berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan
keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau
yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku
seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan
komprehensif.
Perilaku
manusia dipelajari dalam ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi dan
kedokteran.
Perilaku
seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima,
perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. [http://wapedia.mobi/id/Perilaku]
Karakteristik perilaku
1. Perilaku
adalah perkataan dan perbuatan individu. Jadi apa yang dikatakan dan dilakukan
oleh seseorang merupakan karakteristik dari perilakunya.
2. Perilaku
mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu : frekuensi, durasi,
dan intensitas.
3. Perilaku
dapat diobservasi, dijelaskan, dan direkam oleh orang lain atau orang yang terlibat
dalam perilaku tersebut.
4. Perilaku
mempengaruhi lingkungan, lingkungan fisik atau sosial.
5. Perilaku
dipengaruhi oleh lingkungan (lawful).
6. Perilaku
bisa tampak atau tidak tampak. Perilaku yang tampak bisa diobservasi oleh orang
lain, sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan kejadian atau hal pribadi
yang hanya bisa dirasakan oleh individu itu sendiri atau individu lain yang
terlibat dalam perilaku tersebut.[http://www.docstoc.com/docs/18468555/Pengantar-Modifikasi-Perilaku]
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Manusia
Perilaku
atau aktivitas pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya,
tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang
bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Perilaku
individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri, di samping itu perilaku juga
berpengaruh pada lingkungan. Demikian pula lingkungan dapat mempengaruhi
individu, demikian sebaliknya. Oleh sebab itu, dalam perspektif psikologi,
perilaku manusia (human behavior)
dipandang sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks
(Bandura, 1977; Azwar, 2003).
Lebih
lanjut, Icek Ajzen dan Martin Fishbein (1980, dalam Brehm and
Kassin, 1990) mengemukakan teori tindakan beralasan (theory of reasoned action). Dengan mencoba melihat anteseden
penyebab perilaku volisional (perilaku yang dilakukan atas kemauan sendiri),
teori tindakan beralasan ini didasarkan pada asumsi-asumsi:
a) Bahwamanusia
pada umumnya melakukan sesuatu dengan cara-cara yang masuk akal;
b) Bahwa
manusia mempertimbangkan semua informasi yang ada; dan
c) Bahwa
secara eksplisit maupun implisit manusiamemperhitungkan implikasi tindakan
mereka.
Teori
tadi kemudian diperluas dan dimodifikasi oleh Ajzen (1988) dengan teori perilaku terencana (theory of planned behavior), di mana determinan intensi tidak hanya
dua (sikap terhadap perilaku yang bersangkutan dan norma-norma subjektif)
melainkan tiga dengan diikutsertakannya aspek kontrol perilaku yang dihayati (perceived behavioral control).
Keyakinan-keyakinan berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu, pada
norma-norma subjektif, dan pada kontrol perilaku yang dihayati. Keyakinan
mengenai perilaku apa yang bersifat normatif dan motivasi untuk bertindak
sesuai dengan harapan normatif tersebut membentuk norma subjektif dalam diri
individu. Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan
individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang
bersangkutan. [http://www.balitbangjatim.com/jurnal_mainIsi_detail.asp?id_jurnal
=12&id_isi=17&hal=3]
Secara
garis besar, perilaku manusia diakibatkan oleh:
·
Genetika
·
Sikap – adalah suatu
ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
·
Norma sosial – adalah
pengaruh tekanan sosial.
·
Kontrol perilaku
pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu
perilaku.[http://wapedia.mobi/id/Perilaku]
Pendekatan Untuk
Memahami Perilaku
Perilaku
manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah
suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya.
Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena
kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku,
pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.
Pendekatan
yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan
kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga
pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku,
prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat
kesadaran, dan data yang dipergunakan.
1. Penekanan
Pendekatan
kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran
individu tentanglingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu
sendiri.
Pendekatan
penguatan (reinforcement) menekankan
pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia.Lingkungan dipandang sebagai
suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.
Pendekatan
psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan
sesuatu perilaku.Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang
berinteraksi dengannya untuk memuaskankeinginan.
2. Penyebab Timbulnya
Perilaku
Pendekatan
kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian
pada strukturkognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.
Pendekatan
reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan
baik sebelumterjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.
Menurut
pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh
tidaktercapainya keinginan.
3. Proses
Pendekatan
kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses
mental, yangsaling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat
ketidaksesuaian (inconsistency)
dalamstruktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidaksesuaian
tersebut.
Pendekatan
reinforcement, lingkungan yang
beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan olehsejarah.
Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan
perilaku masa mendatang.
Dalam
pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian
diproses oleh Ego dibawahpengamatan Superego.
4. Kepentingan Masa
lalu dalam menentukan Perilaku
Pendekatan
kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric).
Pengalaman masa lalu hanya menentukan padastruktur kognitif, dan perilaku
adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif
seseorang,tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem.
Teori
reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus
tertentu adalah menjadi suatufungsi dari sejarah lingkungannya.
Menurut
pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu
yang relatif penting bagiperilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan
Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannyadimasa lalu.
5. Tingkat dari
Kesadaran
Dalam
pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam
kegiatan mental yangsadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami,
dipertimbangkan sangat penting.
Dalam
teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya
aktifitas mentaldipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak
dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun.Aktifitas mental seperti berpikir dan
berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi
bukanberarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya
perilaku terbuka.
Pendekatan
psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar.
Aktifitas tidak sadar dari Iddan Superego secara luas menentukan perilaku.
6. Data
Dalam
pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada
dasarnya dikumpulkan lewatsurvey dan kuestioner.
Pendekatan
reinforcement mengukur stimuli
lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewatobservasi
langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.
Pendekatan
psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti
penekanan dan blokingdari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi
bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.[http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1847754-perilaku-organisasi-konsep-dasar-dan/]
Taksonomi Perilaku
Manusia
Kalau
perilaku individu mencakup segala pernyataan hidup, betapa banyak kata yang
harus dipergunakan untukmendeskripsikannya. Untuk keperluan studi tentang
perilaku kiranya perlu ada sistematika pengelompokanberdasarkan kerangka
berfikir tertentu (taksonomi). Dalam konteks pendidikan, Bloom mengungkapkan tigakawasan (domain) perilaku individu beserta
sub kawasan dari masing-masing kawasan, yakni :
1) kawasankognitif;
2) kawasan
afektif; dan
3) kawasan
psikomotor.
Taksonomi
perilaku di atas menjadi rujukan pentingdalam proses pendidikan, terutama
kaitannya dengan usaha dan hasil pendidikan. Segenap usaha pendidikanseyogyanya
diarahkan untuk terjadinya perubahan perilaku peserta didik secara menyeluruh,
dengan mencakupsemua kawasan perilaku. Dengan merujuk pada tulisan Gulo (2005), di bawah ini akan
diuraikan ketiga kawasantersebut beserta sub-kawasannya.
A. Cognitive Domain
(Kawasan Kognitif)
Kawasan
kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar
terdiri dari :
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan
merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar. Dengan
pengetahuan individudapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide
prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun,daftar, rumus, teori, atau
kesimpulan.
Dilihat
dari objek yang diketahui (isi) pengetahuan dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Mengetahui
sesuatu secara khusus :
·
Mengetahui terminologi
yaitu berhubungan dengan mengenal atau mengingat kembali istilah atau konseptertentu
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, baik berbentuk verbal maupun non verbal.
·
Mengetahui fakta
tertentu yaitu mengenal atau mengingat kembali tanggal, peristiwa, orang
tempat, sumberinformasi, kejadian masa lalu, kebudayaan masyarakat tertentu,
dan ciri-ciri yang tampak dari keadaan alamtertentu.
2. Mengetahui
tentang cara untuk memproses atau melakukan sesuatu :
·
Mengetahui kebiasaan
atau cara mengetengahkan ide atau pengalaman.
·
Mengetahui urutan dan
kecenderungan yaitu proses, arah dan gerakan suatu gejala atau fenomena
padawaktu yang berkaitan.
·
Mengetahui penggolongan
atau pengkategorisasian. Mengetahui kelas, kelompok, perangkat atau susunanyang
digunakan di dalam bidang tertentu, atau memproses sesuatu.
·
Mengetahui kriteria yang
digunakan untuk mengidentifikasi fakta, prinsip, pendapat atau perlakuan.
·
Mengetahui metodologi,
yaitu perangkat cara yang digunakan untuk mencari, menemukan ataumenyelesaikan
masalah.
·
Mengetahui hal-hal yang
universal dan abstrak dalam bidang tertentu, yaitu ide, bagan dan pola
yangdigunakan untuk mengorganisasi suatu fenomena atau pikiran.
·
Mengetahui prinsip dan
generalisasi.
·
Mengetahui teori dan
struktur.
2. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman
atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan kegiatan mental
intelektual yangmengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan
yang didapat dari mengetahui seperti definisi,informasi, peristiwa, fakta
disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini
diakomodasikandan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada,
sehingga membentuk struktur kognitif baru.Tingkatan dalam pemahaman ini
meliputi :
·
translasi yaitu
mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. Misalkan
simbol dalambentuk kata-kata diubah menjadi gambar, bagan atau grafik;
·
interpretasi yaitu
menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam bentuk simbol verbal
maupunnon verbal. Seseorang dapat dikatakan telah dapat menginterpretasikan
tentang suatu konsep atau prinsiptertentu jika dia telah mampu membedakan,
memperbandingkan atau mempertentangkannya dengansesuatu yang lain. Contoh
sesesorang dapat dikatakan telah mengerti konsep tentang “motivasi kerja”
dandia telah dapat membedakannya dengan konsep tentang ”motivasi belajar”; dan
·
Ekstrapolasi; yaitu
melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu temuan. Misalnya, kepada
siswadihadapkan rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11, dengan kemapuan
ekstrapolasinya tentu dia akanmengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah
19. Untuk bisa seperti itu, terlebih dahulu dicariprinsip apa yang bekerja
diantara kelima bilangan itu. Jika ditemukan bahwa kelima bilangan tersebut
adalahurutan bilangan prima, maka kelanjutannnya dapat dinyatakan berdasarkan
prinsip tersebut.
3. Penerapan (application)
Menggunakan
pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam
kehidupansehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai kemampuan ini jika ia dapat
memberi contoh, menggunakan,mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan
mengidentifikasi hal-hal yang sama. Contoh, dulu ketikapertama kali
diperkenalkan kereta api kepada petani di Amerika, mereka berusaha untuk
memberi nama yangcocok bagi alat angkutan tersebut. Satu-satunya alat
transportasi yang sudah dikenal pada waktu itu adalahkuda. Bagi mereka, ingat
kuda ingat transportasi. Dengan pemahaman demikian, maka mereka memberi
namapada keretaapi tersebut dengan iron
horse (kuda besi). Hal ini menunjukkan bagaimana mereka menerapkankonsep
terhadap sebuah temuan baru.
4. Penguraian (analysis)
Menentukan
bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian
tersebut, melihatpenyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi
argumen-argumen yangmenyokong suatu pernyataan.Secara rinci Bloom mengemukakan
tiga jenis kemampuan analisis, yaitu :
1. Menganalisis
unsur :
·
Kemampuan melihat
asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan secara eksplisit pada suatu pernyataan.
·
Kemampuan untuk
membedakan fakta dengan hipotesa.
·
Kemampuan untuk
membedakan pernyataan faktual dengan pernyataan normatif.
·
Kemampuan untuk
mengidentifikasi motif-motif dan membedakan mekanisme perilaku antara individu
dankelompok.
·
Kemampuan untuk
memisahkan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang mendukungnya.
2. Menganalisis hubungan
·
Kemampuan untuk melihat
secara komprehensif interrelasi antar ide dengan ide.
·
Kemampuan untuk
mengenal unsur-unsur khusus yang membenarkan suatu pernyataan.
·
Kemampuan untuk
mengenal fakta atau asumsi yang esensial yang mendasari suatu pendapat atau
tesis
·
atau argumen-argumen
yang mendukungnya.
·
Kemampuan untuk
memastikan konsistensinya hipotesis dengan informasi atau asumsi yang ada.
·
Kemampuan untuk
menganalisis hubungan di antara pernyataan dan argumen guna membedakan
manapernyataan yang relevan mana yang tidak.
·
Kemampuan untuk
mendeteksi hal-hal yang tidak logis di dalam suatu argumen.
·
Kemampuan untuk
mengenal hubungan kausal dan unsur-unsur yang penting dan yang tidak penting
didalam perhitungan historis.
3. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi
·
Kemampuan untuk menguraikan
antara bahan dan alat
·
Kemampuan untuk
mengenal bentuk dan pola karya seni dalam rangka memahami maknanya.
·
Kemampuan untuk
mengetahui maksud dari pengarang suatu karya tulis, sudut pandang atau ciri
berfikirnyadan perasaan yang dapat diperoleh dalam karyanya.
·
Kemampuan untuk melihat
teknik yang digunakan dalam meyusun suatu materi yang bersifat persuasifseperti
advertensi dan propaganda.
4. Memadukan (synthesis)
Menggabungkan,
meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu kesimpulan ataumenjadi
suatu halyang baru. Kemampuan berfikir induktif dan konvergen merupakan ciri
kemampuan ini. Contoh: memilih nada danirama dan kemudian manggabungkannya
sehingga menjadi gubahan musik yang baru, memberi nama yang sesuaibagi suatu
temuan baru,menciptakan logo organisasi
5.
Penilaian (evaluation)
Mempertimbangkan,
menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk, atau bermanfaat –
takbermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun
kuantitatif. Terdapat dua kriteriapembenaran yang digunakan, yaitu :
- Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-unsur yang ada di dalam objek yang diamati.
- Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang bersumber diluar objek yang diamati., misalnya kesesuaiannya dengan aspirasi umum atau kecocokannya dengan kebutuhan pemakai.
Kawasan
afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,
minat, sikap, kepatuhanterhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :
1. Penerimaan
(receiving/attending)
Kawasan
penerimaan diperinci ke dalam tiga tahap, yaitu :
· Kesiapan untuk menerima
(awareness), yaitu adanya kesiapan
untuk berinteraksi dengan stimulus(fenomena atau objek yang akan dipelajari),
yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberiperhatian pada stimulus
yang bersangkutan.
· Kemauan untuk menerima
(willingness to receive), yaitu usaha
untuk mengalokasikan perhatian padastimulus yang bersangkutan.
· Mengkhususkan perhatian
(controlled or selected attention).
Mungkin perhatian itu hanya tertuju padawarna, suara atau kata-kata tertentu
saja.
2. Sambutan
(responding)
Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang
meliputi proses sebagai berikut :
·
Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh :
mengajukan pertanyaan, menempelkan gambardari tokoh yang disenangi pada tembok
kamar yang bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas.
·
Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha
untuk melihat hal-hal khusus di dalam bagianyang diperhatikan. Misalnya pada
desain atau warna saja.
·
Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya
aksi atau kegiatan yang berhubungan denganusaha untuk memuaskan keinginan
mengetahui. Contoh kegiatan yang tampak dari kepuasan menanggapiini adalah
bertanya, membuat coretan ataugambar, memotret dari objek yang menjadi pusat
perhatiannya,dan sebagainya.
3. Penilaian
(valuing)
Pada
tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi untuk memiliki dan menghayati
nilai daristimulus yangdihadapi. Penilaian terbagi atas empat tahap sebagai
berikut :
1. Menerima
nilai (acceptance of value), yaitu
kelanjutan dari usaha memuaskan diri untuk menanggapi secaralebih intensif.
2. Menyeleksi
nilai yang lebih disenangi (preference
for a value) yang dinyatakan dalam usaha untuk mencaricontoh yang dapat
memuaskan perilaku menikmati, misalnya lukisan yang memiliki yang memuaskan.
3. Komitmen
yaitu kesetujuan terhadap suatu nilai dengan alasan-alasan tertentu yang muncul
darirangkaian pengalaman.
4. Komitmen
ini dinyatakan dengan rasa senang, kagum, terpesona. Kagum atas keberanian
seseorang,menunjukkan komitmen terhadap nilai keberanian yang dihargainya.
4. Pengorganisasian
(organization)
Pada
tahap ini yang bersangkutan tidak hanya menginternalisasi satu nilai tertentu
seperti padatahap komitmen,tetapi mulai melihat beberapa nilai yang relevan
untuk disusun menjadi satusistem nilai. Proses ini terjadi dalamdua tahapan,
yakni :
Konseptualisasi
nilai, yaitu keinginan untuk menilai hasil karya orang lain, atau menemukan
asumsi-asumsi yangmendasari suatu moral atau kebiasaan.
Pengorganisasian
sistem nilai, yaitu menyusun perangkat nilai dalam suatu sistem berdasarkan
tingkatpreferensinya. Dalam sistem nilai ini yang bersangkutan menempatkan
nilai yang paling disukai pada tingkat yangamat penting, menyusul kemudian
nilai yang dirasakan agak penting, dan seterusnya menurut
urutankepentingan.atau kesenangan dari diri yang bersangkutan.
5.
Karakterisasi (characterization)
Karakterisasi
yaitu kemampuan untuk menghayati atau mempribadikan sistem nilai Kalau pada
tahappengorganisasian di atas sistem nilai sudah dapat disusun, maka susunan
itu belum konsisten di dalam diri yangbersangkutan. Artinya mudah berubah-ubah
sesuai situasi yang dihadapi. Pada tahap karakterisasi, sistem ituselalu
konsisten. Proses ini terdiri atas dua tahap, yaitu :
·
Generalisasi, yaitu
kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu sudut pandang tertentu.
·
Karakterisasi, yaitu
mengembangkan pandangan hidup tertentu yang memberi corak tersendiri
padakepribadian diri yang bersangkutan.
C. Psychomotoric Domain (Kawasan Psikomotor)
Kawasan
psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang
melibatkan fungsisistem syaraf dan otot (neuronmuscular
system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari : (a) kesiapan (set); (b)peniruan (imitation); (c) membiasakan (habitual);
(d) menyesuaikan (adaptation) dan (e)
menciptakan (origination).
·
Kesiapan yaitu
berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu
yangdinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat,
menyesuaikan diri dengansituasi, menjawab pertanyaan.
·
Meniru adalah kemampuan
untuk melakukan sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belummengerti
hakikat atau makna dari keterampilan itu. Seperti anak yang baru belajar bahasa
meniru kata-kataorang tanpa mengerti artinya.
·
Membiasakan yaitu
seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa harus melihat contoh,
sekalipun iabelum dapat mengubah polanya.
·
Adaptasi yaitu
seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan
atausituasi tempat keterampilan itu dilaksanakan.
·
Menciptakan
(origination) di mana seseorang sudah mampu menciptakan sendiri suatu karya.
Sementara
itu, Abin Syamsuddin Makmun (2003)
memerinci sub kawasan ini dengan tahapan yang berbeda, yaitu:
·
Gerakan refleks (reflex movements). Basis semua perilaku
bergerak atau respons terhadap stimulus tanpasadar, misalnya : melompat,
menunduk, berjalan, dan sebagainya.
·
Gerakan dasar biasa (Basic fundamental movements) yaitu
gerakan yang muncul tanpa latihan tapi dapatdiperhalus melalui praktik, yang
terpola dan dapat ditebak.
·
Gerakan Persepsi (Perceptual abilities) yaitu gerakan
sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuanperseptual.
·
Gerakan fisik (Physical Abilities) yaitu gerakan yang
menunjukkan daya tahan (endurance), kekuatan(strength), kelenturan (flexibility) dan kegesitan.
·
Gerakan terampil (skilled movements) yaitu dapat
mengontrol berbagai tingkatan gerak secara terampil,tangkas, dan cekatan dalam
melakukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks).
·
Gerakan indah dan
kreatif (Non-discursive communication)
yaitu mengkomunikasikan perasan melaluigerakan, baik dalam bentuk gerak
estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien dan indah maupun gerakkreatif:
gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran.[http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/30/taksonomi-perilaku-individu/]
Modifikasi Perilaku
Definisi Modifikasi Perilaku
Modifikasi
perilaku adalah wilayah psikologi yang terkait dengan analisa dan modifikasi
perilaku manusia.
·
Analisa maksudnya
mengidentifikasi hubungan fungsional antara lingkungan dan perilaku tertentu
untukmemahami alasan dari perilaku atau untuk menentukan mengapa seseorang
berperilaku seperti itu.
·
Modifikasi maksudnya
mengembangkan dan menerapkan prosedur-prosedur untuk menolong individumengubah
perilakunya.
·
Prosedur-prosedur
modifikasi perilaku digunakan oleh para profesional atau paraprofesional untuk
menolongseseorang mengubah perilaku sosialnya secara signifikan, dengan tujuan
untuk memperbaiki beberapa aspekpada kehidupannya.
Karakteristik
Modifikasi Perilaku
1. Fokus
pada perilaku, bukan pada karakteristik atau sifat individu. Dalam modifikasi
perilaku, perilaku yang akandiubah disebut dengan perilaku target. Kelebihan
perilaku adalah perilaku target dengan perilaku yang takmenyenangkan, yang
ingin dikurangi dalam hal frekuensi, durasi, dan intensitas. Contoh perilaku
ini adalahmerokok. Kekurangan perilaku adalah perilaku target dengan perilaku
yang menyenangkan, yang inginditingkatkan dalam hal frekuensi, durasi, dan
intensitas. Contoh perilaku ini adalah olahraga atau belajar.
2. Berdasarkan
pada prosedur dan prinsip-prinsip perilaku.
3. Menekankan
pada kejadian-kejadian sekarang. Perilaku manusia dikendalikan oleh
kejadian-kejadian disekitarnya, dan tujuan dari modifikasi perilaku adalah
untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian tersebut.
4. Mendeskripsikan
prosedur-prosedur modifikasi perilaku secara tepat. Prosedur-prosedur
modifikasi perilakumelibatkan perubahan-perubahan spesifik pada
kejadian-kejadian di lingkungan. Dengan deskripsi proseduryang tepat, peneliti
dan para profesional lainnya dapat menggunakan prosedur-prosedur tersebut
secaratepat setiap saat.
5. Menerapkan
perlakuan (treatment) pada orang
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Ukuran
perubahan perilaku.
7. Menekankan
kejadian-kejadian yang lalu sebagai penyebab dari perilaku.
8. Penolakan
terhadap hipotesis yang mendasari penyebab dari perilaku.
Sejarah Modifikasi
Perilaku
Tokoh utama
a. Ivan P. Pavlov
(1849-1936)
Pavlov
melakukan peneltian yang menemukan proses dasar dari respondent conditioning.
b. Edward L. Thorndike
(1874-1949)
Kontribusi utama dari Thorndike adalah deskripsi hukum akibat
(law of effect).
c. John B. Watson
(1878-1958)
Dalam artikel “Psychology as the Behaviorist Views It”,
Watson menyatakan bahwa perilaku
yang bisadiobservasi merupakan subjek masalah psikologi yang tepat dan semua
perilaku itu dikontrol oleh kejadiankejadiandi lingkungan.
d. B. F. Skinner
(1904-1990)
Skinner memperluas
kajian perilaku yang mulanya dijelaskan oleh Watson. Skinner
menjelaskan perbedaanantara respondent conditioning (yang dijelaskan oleh Pavlov dan Watson) dan operant conditioning, yang manakonsekuensi dari
perilaku ini mengontrol kejadian yang akan datang (seperti teori law of effect Thorndike).
Peneliti-peneliti awal
modifikasi perilaku
Peneliti-peneliti
awal ini mempelajari perilaku anak (Azrin
& Lindsey, 1956; Baer, 1960;
Bijou, 1957), dewasa(Goldiamond, 1965; Verplanck, 1955; Wolpe,
1958), pasien sakit mental (Ayllon &
Azrin, 1964; Ayllon & michael,1959),
dan individu keterbelakangan mental (Ferster,
1961; Fuller, 1949; Wolf, Risley, &Mees, 1964).
Area-area Penggunaan
1. Gangguan
perkembangan
Individu
dengan gangguan perkembangan sering kali memiliki kekurangan perilaku yang
serius, dan modifikasiperilaku telah digunakan untuk mengajarkan bermacam
teknik fungsional untuk mengatasi kekurangan ini.
2. Sakit mental
Sebagian
dari penelitian awal modifikasi perilaku mendemonstrasikan bahwa hal tersebut
efektif dalam membantuindividu sakit mental dalam setting kelembagaan.
Modifikasi perilaku telah digunakan terhadap pasien dengansakit mental kronis
untuk memodifikasi perilaku seperti keterampilan-keterampilan dalam kehidupan
sehari-hari,perilaku sosial, perilaku agresif, pemenuhan treatment, perilaku
psychotic, dan keterampilan kerja.
3. Pendidikan dan
pendidikan khusus
Para
peneliti telah menganalisa interaksi guru-murid di dalam kelas, memperbaiki
metode pengajaran, danmengembangkan prosedur untuk mengurangi masalah perilaku
dalam kelas. Prosedur modifikasi perilaku jugatelah digunakan di pendidikan
tinggi untuk memperbaiki teknik instruksional dan meningkatkan pembelajaransiswa.
Dalam
pendidikan khusus, pendidikan terhadap individu dengan gangguan mental,
modifikasi perilaku telahmemainkan peranan penting, dalam mengembangkan metode
pengajaran, mengontrol masalah perilaku di kelas,meningkatkan perilaku sosial
dan kemampuan/keterampilan fungsional, promosi manajemen diri, dan
melatihguru-guru.
4. Rehabilitasi
Rehabilitasi
adalah proses menolong individu agar kembali normal setelah cedera atau trauma.
Modifikasi perilakudigunakan dalam rehabilitasi seperti : terapi fisik, untuk
mengajarkan keterampilan baru yang bisa menggantikanketerampilan yang hilang
setelah cedera atau trauma, untuk mengurangi ma salah perilaku, untuk
membantumengatur luka yang serius, dan memperbaiki kinerja memori.
5. Psikologi komunitas
Dalam
psikologi komunitas, intervensi-intervensi perilaku dirancang untuk
mempengaruhi perilaku banyak orangdengan tujuan menguntungkan semua orang.
Sebagian target dari psikologi komunitas ini termasuk pengurangansampah,
meningkatkan daur ulang, mengurangi konsumsi energi, mengurangi penggunaan obat
ilegal, danmeningkatkan penggunaan sabuk pengaman.
6. Psikologi klinis
Dalam
psikologi klinis, prinsip-prinsip dan prosedur psikologi digunakan untuk
menolong orang dengan masalahpribadi. Khasnya, modifikasi perilaku yang dalam
psikologi klinis sering disebut terapi perilaku, melibatkan individuatau terapi
grup yang dilakukan oleh ahli psikologi.
7. Bisnis, industri,
dan layanan masyarakat
Penggunaan
modifikasi perilaku dalam area ini disebut dengan modifikasi perilaku
organisasi atau manajemenperilaku organisasi. Penggunaan modifikasi perilaku
dalam area ini telah menghasilkan peningkatan dalamproduktifitas, keuntungan
bagi organisasi, dan peningkatan kepuasan kerja pada karyawan.
8. Manajemen diri
Orang
menggunakan prosedur modifikasi perilaku untuk mengatur perilaku mereka
sendiri. Mereka menggunakanprosedur manajemen diri untuk mengontrol kebiasaan
pribadi, perilaku sehat, perilaku profesional, dan masalahpribadi.
9. Manajemen anak
Orangtua
dan guru d apat mempelajari penggunaan prosedur modifikasi perilaku untuk
membantu anak mengatasimasalah ngompol (buang air waktu tidur), sifat mudah
marah, perilaku agresif, tatakrama yang jelek, dan masalahlainnya.
10. Preventif
Penggunaan
modifikasi perilaku dalam area ini adalah mencegah kekerasan seksual anak,
penculikan anak,kecelakaan di rumah, kekerasan dan penolakan/pengabaiaan anak,
dan penyakit seksual yang menular.
11. Psikologi olahraga
Modifikasi
perilaku telah digunakan untuk memperbaiki performa atau prestasi altet dalam
berbagai macamolahraga selama latihan dan perlombaan.
12. Perilaku sehat
Prosedur
modifikasi perilaku digunakan untuk untuk memperkenalkan perilaku sehat dengan
meningkatkan polahidup sehat (seperti; olahraga dan nutrisi yang tepat), dan
mengurangi pola hidup yang tidak sehat (seperti;merokok, dan minum-minum).
13. Gerontology
Prosedur
modifikasi perilaku digunakan pada rumah perawatan dan fasilitas perawatan
lainnya untuk membantumengontrol perilaku orang-orang tua.[http://www.docstoc.com/docs/18468555/Pengantar-Modifikasi-Perilaku]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar